Meraup Rejeki
Berbudidaya Ikan dan Aquaponik
Kolam terlantar disebut karena memang diterlantarkan. Arti
terlantar adalah dibiarkan begitu saja atau sangat minim perhatian. Namun pada
sisi lain, si pemilik kolam masih punya harapan apabila kolamnya tersebut pada
suatu waktu bisa menghasilkan ikan, baik untuk konsumsi sendiri maupun untuk
dijual. Sesuai dengan survey lapangan, beberapa faktor penyebab terlantarnya
kolam-kolam tersebut antara lain:
·
Tidak adanya modal untuk berbudidaya ikan
·
Tidak menguntungkan Fungsi utama sebagai tempat buang air
besar
·
Adanya gangguan hama
·
Adanya ancaman banjir
·
Banyaknya kendala teknis
·
Dan berbagai alasan sesuai dengan pendapat pemiliknya.
Kolam terlantar tidak punya target kapan mau panennya,
padahal dalam berbudidaya ikan seperti segmen usaha pembenihan, target panen
bisa 15 hari atau 30 hari, segmen pendederan bahkan bisa seminggu atau satu
bulan tergantung apakah akan dipelihara selama sebulan untuk ukuran pendederan
berikutnya atau bisa sebagai usaha transit, dimana benih yang baru dibeli hanya
ditampung sementara untuk selanjutnya satu minggu kemudian dijual. Sementara
untuk segmen pemeliharaan bisa tiga atau enam bulan, tergantung berapa ukuran
ikan yang akan dipanen.
Dalam kegiatan panen pada kolam-kolam terlantar, umumnya
banyak dilakukan secara panen berangsur, misalnya dengan cara memancingnya.
Cara seperti ini tidak dianjurkan dalam berbudidaya ikan secara profesional,
karena membuat ukuran ikan yang masih ada di dalam kolam masih bervariasi.
Meskipun dilakukan panen serentak, namun biasanya dilakukan sekali setahun
misalnya menjelang lebaran (hari raya idul fitri). Kegiatan panen ikan yang
dianjurkan sama seperti jika bertanam padi, maka seluruh padi memang di panen,
tidak ada yang diangsur-angsur. Persoalan pengelolaan kolam-kolam terlantar
selama ini demikianlah kenyataannya. Dari itu, tak jarang ada keluhan pemilik
kolam, menyebut ikannya lama besar, lama panennya, benih tidak unggul.
Untuk menyiasati banyaknya kebutuhan pakan khususnya pelet,
itu bisa dilakukan dengan perlakuan pengolahan tanah dasar kolam, pemupukan
dengan pupuk kandang dan pemberian jerami. Kesuburan kolam yang ditimbulkan
akan memberi dampak positif terhadap pertumbuhan plankton atau jenis lumut di
dalam kolam. Selain itu, untuk mencapai kesuburan air kolam yang maksimal,
seluruh kolam-kolam terlantar harus terbebas dari pohon-pohonan besar di
tepi-tepinya. Pohon-pohonan tersebut berpotensi mengganggu sinar matahari masuk
ke dalam kolam, sehingga proses perkembangan plankton atau lumut tidak
maksimal. Terhambatnya sinar matahari masuk ke dalam kolam juga mengakibatkan
suhu air kolam semakin rendah. Dampaknya adalah, dapat menurunkan selera makan
ikan, semakin berpeluang terkena penyakit dan menghambat pertumbuhan ikan. Dari
itu, ciri-ciri kolam terlantar yang banyak ditemukan pohon-pohon disekitarnya,
jika memang ikan sebagai usaha yang harus dikelola secara komersil, seluruh
pohon yang mengganggu harus ditebang.
Bagi kolam yang telah ditebari benih ikan, perlu dilakukan
pengawasan dari gangguan hama. Selama ini yang mengurangi populasi ikan dalam
kolam diantaranya adalah : Berang-berang (kucing air), burung hantu, burung
raja udang, biawak, atau gangguan dari manusia (pencuri). Bila anda punya
target berapa harus dipanen, maka pengamanan kolam memang harus diperketat.
Berikanlah pagar pengaman agar predator ikan tidak leluasa masuk, dan juga
memberikan bentangan benang di atas permukaan air kolam. Lakukan juga
pengontrolan dan memberikan lampu penerangan agar ikan dalam kolam tidak dicuri
orang lain.
Dilain pihak, masyarakat yang ingin berbudidaya ikan
terkendala dengan lahan yang tidak tersedia untuk kolam. Sehingga lahan-lahan
sempitpun disulap untuk wadah budidaya ikan seperti menggunakan kolam terpal,
akuarium, baskom maupun drum. Akibat terbatasnya lahan, kolam juga dapat
dijadikan bertingkat yang dirakit dari bak papan dilapis plastik, atau juga
memanfaatkan kolam dengan mengkombinasikan dengan tanaman hidroponik.
Kolam terpal
bisa menghasilkan uang pada rumah-rumah yang bertingkat tanpa mengganggu
ruangan yang ada. Di samping itu, biayanya juga tergolong murah dan dapat
diubah posisinya serta dapat dipindahkan sesuai keinginan pemiliknya. Kolam
terpal ini merupakan salah satu peluang yang baik bagi pengembangan budi daya
ikan ikan nila (Oreochromis niloticus), ikan lele (Clarias sp). Sumber air
berasal dari sumur kolam terpal memiliki tiga buah pertama untuk pemeliharaan
benih nila dan lele. Tujuan pemanfaatan lahan kritis untuk melatih masyarakat
disekitar lokasi usaha tersebut dalam mengembangkan budidaya perikanan. Selain
usaha budidaya pemanfaatan dilahan kritis dia juga membuka usaha pengolahan
ikan seperti bandeng asap, bandeng fresto, bandeng tanpa duri, abon bandeng,
dll.
Selain itu, kotoran ikan yang seringkali menimbulkan masalah
karena bau yang tidak sedap dan membuat kolom menjadi kotor ternyata bisa
memberikan manfaat. Sisa pakan yang ditebar di kolam yang tidak termakan oleh
ikan dan mengendap di kolam pun bisa bermanfaat pula. Kedua limbah yang berasal
dari hasil budidaya di kolam ikan tersebut dapat dimanfaatkan untuk akuaponik.
Akuaponik adalah kombinasi antara akuakultur dengan
hidroponik yang menghasilkan simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan.
Akuakultur merupakan budidaya ikan, sedangkan hidroponik adalah budidaya
tanaman tanpa tanah yang berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan
tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles.
Akuaponik memanfaatkan secara terus menerus air dari
pemeliharaan ikan ke tanaman ke kolam ikan. Inti dasar dari sistem teknologi
ini adalah penyediaan air yang optimum untuk masing-masing komoditas dengan
memanfaatkan sistem re-sirkulasi. Sistem teknologi akuaponik ini muncul sebagai
jawaban atas adanya permasalahan semakin sulitnya mendapatkan sumber air yang
sesuai untuk budidaya ikan, khususnya di lahan yang sempit. Akuaponik merupakan
salah satu teknologi hemat lahan dan air yang dapat dikombinasikan dengan
berbagai tanaman sayuran. Terbatasnya lahan produksi pangan
(pertanian-perikanan) telah mendorong budidaya pertanian-perikanan di lahan
sempit atau wadah yang terbatas. Agar terjadi sinergitas yang saling mendukung,
usaha budidaya perikanan di lahan terbatas akan lebih baik apabila digabungkan
dengan pertanian, hal ini tentunya dapat meningkatkan efiesiensi pada tahap
produksi sehingga bisa dikatakan budidaya low input.
Sistem akuaponik dalam prosesnya menggunakan air dari tangki
atau kolam ikan, kemudian disirkulasikan kembali melalui suatu pipa yang mana
tanaman akan ditumbuhkan. Jika dibiarkan di dalam tangki, air justru akan
menjadi racun bagi ikan-ikan di dalamnya. Bakteri nitrifikasi merubah limbah
ikan sebagai nutrien yang dapat dimanfaatkan tanaman. Kemudian tanaman ini akan
berfungsi sebagai filter vegetasi, yang akan mengurai zat racun tersebut
menjadi zat yang tidak berbahaya bagi ikan. Jadi, inilah siklus yang saling
menguntungkan. Secara umum, akuaponik menggunakan sistem resirkulasi. Artinya
memanfaatkan kembali air yang telah digunakan dalam budidaya ikan dengan filter
biologi dan fisika berupa tanaman dan medianya. Resirkulasi yang digunakan
berisi kompartemen pemeliharaan dan kompartemen pengolahan air. Melalui sistem
akuaponik, tanaman tidak perlu disiran setiap hari secara manual, sebab air
dikolam dipompa ke atas hingga mampu menyirami tanaman dan bisa ditambahkan
timer agar kita bisa menentukan waktu penyiraman sesuai yang diinginkan. Kita
hanya perlu memberi makan pada kolam ikan yang pada akhirnya bisa mendapat
sayuran dan ikan segar. Keuntungan akuaponik untuk kolam dan ikan itu sendiri
adalah kebersihan air kolam tetap terjaga, air tidak mengandung zat-zat yang
berbahaya bagi ikan karena sudah melalui proses filtrasi.
Media
tanaman yang paling efektif digunakan untuk akuaponik adalah zeolit. Zeolit
berfungsi sebagai filter dan juga media tanam untuk tanaman. Sedangkan untuk
budidaya ikan yang paling bagus untuk menunjang akuaponik adalah budidaya ikan
lele, sebab lele menghasilkan kotoran ikan yang lebih banyak dibandingkan jenis
ikan lainnya. Lele juga termasuk ikan yang konsumsi pakannya tinggi. Dengan
adanya konsumsi pakan yang tinggi, otomatis akan menghasilkan kotoran yang
banyak pula akibat sisa pakan yang tidak termakan. Banyaknya kotoran yang
dikeluarkan oleh ikan lele dan sisa pakan yang mengendap di kolam menjadikan
pertumbuhan tanaman menjadi sangat cepat. Hampir semua jenis budidaya ikan
seperti lele, gurami, nila, koi, emas, bawal, mujair, udang galah dan jenis
ikan lainnya dapat dimanfaatkan untuk akuaponik. Sedangkan jenis tanaman yang
biasa dibudiyakan umumnya adalah tanaman sayuran yang bisa dipanen daunnya dan
memiliki nilai ekonomis seperti selada, sawi, caisim, kangkung, dan sebagainya.
Bahkan tanaman seperti cabai, terong, dan, tomat juga bisa pula dibudidayakan
dengan sistem akuaponik.
Sumber :
Rahma, C. 2016. Cara Cerdas Memanfaatkan Limbah Kolam Ikan untuk Bercocok Tanam dengan Sistem Aquaponik <<http://maxigrowplus.blogspot.co.id/2016/10/cara-cerdas-memanfaatkan-limbah-kolam.html/>>. Diakses pada 13 Oktober 2016.
Anonim. 2013. Memanfaatkan Lahan Kritis Untuk Usaha Budidaya Ikan http://www.bibitikan.net/memanfaatkan-lahan-kritis-untuk-usaha-budidaya-ikan/>> Diakses pada 13 Oktober 2016.
Nama :
Zulianingsih
NIM :
15/378290/PN/14096
Kel/ Gol :
1/ B1
Nama : Ashif Hujjatul Islami
BalasHapusNIM : 15/383541/PN/14372
Golongan : B1
Kelompok : 6
Dari segi materi yang disampaikan cukup bagus. Hanya saja menurut saya ada dua topik besar yang dibahas dan kurang memiliki keterkaitan. Saran saya agar tidak membingungkan pembaca, kedua topik ini bisa dipisahkan atau dibuat dua artikel.
Kalau boleh tau, adakah daerah yang sudah menerapkan teknologi ini?
HapusNilai dari artikel ini :
HapusImportance : penting untuk dibaca oleh petani atau pembudidaya ikan, khususnya yang memiliki kekurangan pada laham sehingga dapat dioptimalkan
Human Interest : belum semua orang mampu menerapkan sehingga masih dianggap sebagai hal yang unik atau baru
Proximity : artikel ini membahas tentang potensi-potensi yang dapat dikembangkan oleh petani agar meningkatkan daya pemenuhan kebutuhan sendiri dan perekonomian
Consequence : orang yang membaca artikel ini dan belum pernah mendengar atau membaca topik yang sama sebelumnya akan tertarik dan bertambah wawasannya
Nilai dari artikel ini :
HapusImportance : penting untuk dibaca oleh petani atau pembudidaya ikan, khususnya yang memiliki kekurangan pada laham sehingga dapat dioptimalkan
Human Interest : belum semua orang mampu menerapkan sehingga masih dianggap sebagai hal yang unik atau baru
Proximity : artikel ini membahas tentang potensi-potensi yang dapat dikembangkan oleh petani agar meningkatkan daya pemenuhan kebutuhan sendiri dan perekonomian
Consequence : orang yang membaca artikel ini dan belum pernah mendengar atau membaca topik yang sama sebelumnya akan tertarik dan bertambah wawasannya
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus