Saat ini banyak bermunculan jenis jamur konsumsi atau jamur pangan yang
banyak diminati pasar, dan salah satu jamur yang paling lama dikenal
terutama di wilayah Asia Tenggara adalah jamur merang. Jamur merang (Volvariella volvaceace)
merupakan salah satu spesies jamur pangan yang banyak dibudidayakan.
Sekitar 16% dari total produksi jamur dunia berupa jamur merang. Seperti
namanya jenis jamur satu ini memilih merang dan jerami sebagai media
alami utamanya. Jamur ini sudah banyak dikenal masyrakat luas, namun budidayanya masih kurang yang menyebabkan nilai ekonominya tinggi.
Jamur merang (Volvariella volvaceace) adalah salah satu hasil pertanian yang banyak dikembangkan dengan pesat pada dewasa ini, terutama didaerah pedesaan. Dalam perkembangannya jamur merang bukan hanya sebagai konsumsi sayur, akan tetapi juga dengan rekayasa teknologi pengolahan pangan, maka jamur merang dapat diproduksi menjadi produk olahan yang menpunyai nilai ekonomis tinggi. Ternyata keunggulan dari jamur merang (Volvariella volvaceace) adalah bukan hanya pada jamur merang yang bermutu bagus, akan tetapi yang bermutu rendah juga dapat diproduksi menjadi krupuk, kripik, stik, dan lain-lain dengan harga yang relative tinggi. Sehingga kualitas bahan jamur merang yang tidak baik dapat diatasi (Fitriady, 2011).
Dalam prakteknya membudidayakan jamur merang tidaklah sulit,
kemampuannya hidup dan bertahan pada suhu yang relatif tinggi, yaitu
antara 30-38 °C dengan suhu optimum pada 35 °C. Pertumbuhan jamur merang
sangat dipengaruhi oleh banyaknya curah hujan. Bila curah hujan tinggi
atau intensitas cahaya matahari terlalu tinggi, maka produksi jamur akan
rendah, namun apabila cuaca berawan (kelembaban dan suhu udara tinggi)
produksi jamur merang akan tinggi. Kelembaban udara merupakan faktor
yang paling berpengaruh dalam pertumbuhan jamur. Budidaya jamur merang umumnya membutuhkan kelembaban udara sekitar 80-90% (Anonim, 2011).
Dalam budidaya jamur dibutuhkan cahaya matahari secara tidak langsung. bila lokasi terlalu panas maka sirkulasi udara di sekitarnya harus baik. Begitu juga dengan jenis jamur merang yang merupakan jamur tropika dan sub tropika yang membutuhkan suhu udara cukup tinggi untuk pertumbuhannya. Suhu udara minimum yang dibutuhkan antara 20-28°C, bila suhu udara turun hingga di bawah 20°C maka jamur merang tidak akan berproduksi (Anonim, 2011).
Dalam budidaya jamur dibutuhkan cahaya matahari secara tidak langsung. bila lokasi terlalu panas maka sirkulasi udara di sekitarnya harus baik. Begitu juga dengan jenis jamur merang yang merupakan jamur tropika dan sub tropika yang membutuhkan suhu udara cukup tinggi untuk pertumbuhannya. Suhu udara minimum yang dibutuhkan antara 20-28°C, bila suhu udara turun hingga di bawah 20°C maka jamur merang tidak akan berproduksi (Anonim, 2011).
Penggunaan teknologi pada budidaya jamur merang dapat dilakukan melalui
cara yang paling sederhana hingga penggunaan teknologi yang kompleks dan
mahal. Inovasi teknologi sangat diperlukan untuk
memperoleh kuantitas dan kualitas produksi yang maksimal, sehingga
industri jamur mampu saing tinggi di pasar domestik maupun
internasional. Penggagasan konsep
revolusi putih pertanian, yakni perubahan cepat dalam mengelola lahan
pertanian dengan pendekatan mikro. Penggunaan mikroba bakteri
dengan metode daur ulang diyakini mampu menghasilkan protein dan
karbohidrat bagi jamur. Itu sebabnya, pengalaman praktisi pengembangan
jamur merang harus dilaksanakan dengan pendekatan
kesejahteraan petani dengan bioteknologi konvensional dan ekologi (Anonim, 2016)
Jamur
merang sebagai salah satu jenis pilihan Usaha Agribisnis memiliki
potensi untuk dikembangkan, bahkan layak diusulkan menjadi sektor
unggulan yang akan memperkuat struktur ekonomi. Alasannya, (a)
Sumberdaya alam menyediakan bahan baku melimpah, (b) Sumber Daya Manusia
(SDM) bersifat padat karya dan berbasis sumberdaya lokal yang kuat
serta (c) Tidak memerlukan komponen luar negeri.
Jamur
merang banyak mengandung protein nabati, serta unsur mikro nutrisi
lainnya yang banyak dibutuhkan untuk menjaga kesehatan dan kesegaran.
Dalam 100 gram jamur merang terdapat kandungan gizi sebagai berikut :
Protein 2,68%, Lemak 2,24%, Karbohidrst 2,6%, Vitamin C 206 Cal,
Calcium 0,75%, Fosfor 30,6% dan Kalium 44,1% (Anonim, 2012).
Persaingan
pengusaha jamur lokal akan memaksa perusahaan mengembangkan produk
baru, memperbaiki produk yang sudah ada menurunkan biaya dan harga,
mengembangkan tehnologi baru, memperbaiki mutu dan pelayanan, persaingan
domistik yang kuat akan mendorong perusahaan mencari pasar eksport
untuk mendukung perluasan dalam skala investasi pengembangan setelah
dibukanya perdagangan bebas (AFTA 2003). Pasar eksport akan semakin
membuka peluang untuk ekspor jamur. Produk pertanian jamur berbeda
dengan produk non-pertanian, dimana produk pertanian memiliki
karakteristik mudah rusak (perishable), beragam kualitas dan kwantitas
(variability), dan bulky dengan resiko fluktuasi harga yang cukup tinggi. Untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah
produk-produk pertanian diperlukan pengembangan pengolahan dan industri
hilirnya.
Pada
saat ini penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian termasuk
pemanfaatan produk samping dan limbahnya (diversifikasi produk) masih
sangat kurang. Produk pertanian jamur merang, umumnya dipasarkan dalam
bentuk primer (belum diolah), sehingga bernilai rendah dan renta
terhadap fluktuasi harga. Harga komoditas primer umumnya cendrung
menurun, sedangkan harga produk olahan cendrung meningkat. Di pasar
domistik sebagian produk pertanian lokal kalah bersaing dengan produk
impor karena efisiensi dan mutu serta tampilan produk.
Jamur merang banyak digunakan masyarakat Asia Tenggara dan Asia Timur sebagai salah satu komponen dalam sup. Iklim subtropis mendukung peningkatan kebutuhan jamur merang dalam memenuhi kebutuhan makan. Selain itu, jamur merang dapat berperan sebagai :
http://dapur-aqualy.blogspot.co.id/2008/08/sup-jamur.html |
a. penawar racun dan banyak mengandung antibiotik yang berguna untuk
pencegahan anemia
b. menghambat pertumbuhan sel tumor
c. meningkatkan
sistim kekebalan tubuh dan menurunkan kadar kolesterol dalam plasma
darah dan hati (Anonim, 2011).
Hal ini membuktikan bahwa jamur merang memiliki manfaat samping selain menjadi bahan makanan pada masyarakat luas. Perusahaan
berpeluang mendapatkan pasar dengan memperhatikan kebutuhan jamur merang
yang belum terlayani. Strategi pemasaran diperlukan juga untuk membidik
peluang pasar domestik. Segmentasi pasar jamur merang akan meluas
dengan dukungan jaringan pemasaran dan saluran distribusi yang baik.
Perluasan pasar ini juga harus didukung dengan peningkatan skala
produksi. Pasar luar negeri yang lebih menjanjikan menjadi peluang besar para petani jamur merang mengembangkan jamur merang tersebut. Selain itu, proses pengemasan dan pengiriman yang berbeda dengan pengiriman domestik menaikkan harga jualnya.
Daftar Pustaka
Anonim, 2011. Jamur Merang. http://berbisnisjamur.com/jamur-merang-2/ diakses pada 13 Oktober 2016.
Anonim, 2012. Strategi Pengembangan Usaa Jamur Merang pada Kelompok Tani Mancilan Purworejo Pasuruan. http://kumpulanmakalahilmiah.blogspot.co.id/2012/11/strategi-pengembangan-usaha-jamur.html diakses pada 13 Oktober 2016.
Anonim, 2016. Budidaya Jamur Merang di Banten Potensial. http://distanak.bantenprov.go.id/read/berita/151/ diakses pada 13 Oktober 2016.
Fitriady, M. F. 2011. Analisis peluang pasar untuk mengembangkan produk olahan jamur merang di Jawa Timur. Jurnal Ekonomi dan Bisnis 10 : 19-24.
Nama : Almira Arief Rahma Putri
NIM : 14009
0 komentar:
Posting Komentar