Rabu, 12 Oktober 2016

Potensi Jamur Merang pada Pasar Internasional


    Saat ini banyak bermunculan jenis jamur konsumsi atau jamur pangan yang banyak diminati pasar, dan salah satu jamur yang paling lama dikenal terutama di wilayah Asia Tenggara adalah jamur merang. Jamur merang (Volvariella volvaceace) merupakan salah satu spesies jamur pangan yang banyak dibudidayakan. Sekitar 16% dari total produksi jamur dunia berupa jamur merang. Seperti namanya jenis jamur satu ini memilih merang dan jerami sebagai media alami utamanya. Jamur ini sudah banyak dikenal masyrakat luas, namun budidayanya masih kurang yang menyebabkan nilai ekonominya tinggi.


    Jamur merang (Volvariella volvaceace) adalah salah satu hasil pertanian yang banyak dikembangkan dengan pesat pada dewasa ini, terutama didaerah pedesaan. Dalam perkembangannya jamur merang bukan hanya sebagai konsumsi sayur, akan tetapi juga dengan rekayasa teknologi pengolahan pangan, maka jamur merang dapat diproduksi menjadi produk olahan yang menpunyai nilai ekonomis tinggi. Ternyata keunggulan dari jamur merang (Volvariella volvaceace) adalah bukan hanya pada jamur merang yang bermutu bagus, akan tetapi yang bermutu rendah juga dapat diproduksi menjadi krupuk, kripik, stik, dan lain-lain dengan harga yang relative tinggi. Sehingga kualitas bahan jamur merang yang tidak baik dapat diatasi (Fitriady, 2011). 
 
http://ragambudidaya.blogspot.co.id/2013/03/budidaya-jamur-merang.html
    Dalam prakteknya membudidayakan jamur merang tidaklah sulit, kemampuannya hidup dan bertahan pada suhu yang relatif tinggi, yaitu antara 30-38 °C dengan suhu optimum pada 35 °C. Pertumbuhan jamur merang sangat dipengaruhi oleh banyaknya curah hujan. Bila curah hujan tinggi atau intensitas cahaya matahari terlalu tinggi, maka produksi jamur akan rendah, namun apabila cuaca berawan (kelembaban dan suhu udara tinggi) produksi jamur merang akan tinggi. Kelembaban udara merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam pertumbuhan jamur. Budidaya jamur merang umumnya membutuhkan kelembaban udara sekitar 80-90% (Anonim, 2011).

    Dalam budidaya jamur dibutuhkan cahaya matahari secara tidak langsung. bila lokasi terlalu panas maka sirkulasi udara di sekitarnya harus baik. Begitu juga dengan jenis jamur merang yang merupakan jamur tropika dan sub tropika yang membutuhkan suhu udara cukup tinggi untuk pertumbuhannya. Suhu udara minimum yang dibutuhkan antara 20-28°C, bila suhu udara turun hingga di bawah 20°C maka jamur merang tidak akan berproduksi (Anonim, 2011).
    Penggunaan teknologi pada budidaya jamur merang dapat dilakukan melalui cara yang paling sederhana hingga penggunaan teknologi yang kompleks dan mahal. Inovasi teknologi sangat diperlukan untuk memperoleh kuantitas dan kualitas produksi yang maksimal, sehingga industri jamur mampu saing tinggi di pasar domestik maupun internasional. Penggagasan konsep revolusi putih pertanian, yakni perubahan cepat dalam mengelola lahan pertanian dengan pendekatan mikro. Penggunaan mikroba bakteri dengan metode daur ulang diyakini mampu menghasilkan protein dan karbohidrat bagi jamur. Itu sebabnya, pengalaman praktisi pengembangan jamur merang harus dilaksanakan dengan pendekatan kesejahteraan petani dengan bioteknologi konvensional dan ekologi (Anonim, 2016)
    Jamur merang sebagai salah satu jenis pilihan Usaha Agribisnis memiliki potensi untuk dikembangkan, bahkan layak diusulkan menjadi sektor unggulan yang akan memperkuat struktur ekonomi. Alasannya, (a) Sumberdaya alam menyediakan bahan baku melimpah, (b) Sumber Daya Manusia (SDM) bersifat padat karya dan berbasis sumberdaya lokal yang kuat serta (c) Tidak memerlukan komponen luar negeri. 
    Jamur merang banyak mengandung protein nabati, serta unsur mikro nutrisi lainnya yang banyak dibutuhkan untuk menjaga kesehatan dan kesegaran. Dalam 100 gram jamur merang terdapat kandungan gizi sebagai berikut : Protein 2,68%, Lemak  2,24%, Karbohidrst 2,6%, Vitamin C 206 Cal, Calcium 0,75%, Fosfor 30,6% dan Kalium 44,1% (Anonim, 2012).
 
  Persaingan pengusaha jamur lokal akan memaksa perusahaan mengembangkan produk baru, memperbaiki produk yang sudah ada menurunkan biaya dan harga, mengembangkan tehnologi baru, memperbaiki mutu dan pelayanan, persaingan domistik yang kuat akan mendorong perusahaan mencari pasar eksport untuk mendukung perluasan dalam skala investasi pengembangan setelah dibukanya perdagangan bebas (AFTA 2003). Pasar eksport akan semakin  membuka peluang untuk ekspor jamur. Produk pertanian jamur berbeda dengan produk non-pertanian, dimana produk pertanian memiliki karakteristik mudah rusak (perishable), beragam kualitas dan kwantitas (variability), dan bulky dengan resiko fluktuasi harga yang cukup tinggi. Untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk-produk pertanian diperlukan pengembangan pengolahan dan industri hilirnya.
 
    Pada saat ini penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian termasuk pemanfaatan produk samping dan limbahnya (diversifikasi produk) masih sangat kurang. Produk pertanian jamur merang, umumnya dipasarkan dalam bentuk primer (belum diolah), sehingga bernilai rendah dan renta terhadap fluktuasi harga. Harga komoditas primer umumnya cendrung menurun, sedangkan harga produk olahan cendrung meningkat. Di pasar domistik sebagian produk pertanian lokal kalah bersaing dengan produk impor karena efisiensi dan mutu serta tampilan produk.
http://dapur-aqualy.blogspot.co.id/2008/08/sup-jamur.html
    Jamur merang banyak digunakan masyarakat Asia Tenggara dan Asia Timur sebagai salah satu komponen dalam sup. Iklim subtropis mendukung peningkatan kebutuhan jamur merang dalam memenuhi kebutuhan makan. Selain itu, jamur merang dapat berperan sebagai : 
a. penawar racun dan banyak mengandung antibiotik yang berguna untuk pencegahan anemia 
b.  menghambat pertumbuhan sel tumor 
c. meningkatkan sistim kekebalan tubuh dan  menurunkan kadar kolesterol dalam plasma darah dan hati (Anonim, 2011). 
Hal ini membuktikan bahwa jamur merang memiliki manfaat samping selain menjadi bahan makanan pada masyarakat luas. Perusahaan berpeluang mendapatkan pasar dengan memperhatikan kebutuhan jamur merang yang belum terlayani. Strategi pemasaran diperlukan juga untuk membidik peluang pasar domestik. Segmentasi pasar jamur merang akan meluas dengan dukungan jaringan pemasaran dan saluran distribusi yang baik. Perluasan pasar ini juga harus didukung dengan peningkatan skala produksi. Pasar luar negeri yang lebih menjanjikan menjadi peluang besar para petani jamur merang mengembangkan jamur merang tersebut. Selain itu, proses pengemasan dan pengiriman yang berbeda dengan pengiriman domestik menaikkan harga jualnya.
Daftar Pustaka 
Anonim, 2011. Jamur Merang. http://berbisnisjamur.com/jamur-merang-2/ diakses pada 13 Oktober 2016.
Anonim, 2012. Strategi Pengembangan Usaa Jamur Merang pada Kelompok Tani Mancilan Purworejo Pasuruan. http://kumpulanmakalahilmiah.blogspot.co.id/2012/11/strategi-pengembangan-usaha-jamur.html diakses pada 13 Oktober 2016.
Anonim, 2016. Budidaya Jamur Merang di Banten Potensial. http://distanak.bantenprov.go.id/read/berita/151/ diakses pada 13 Oktober 2016. 
Fitriady, M. F. 2011. Analisis peluang pasar untuk mengembangkan produk olahan jamur merang di Jawa Timur. Jurnal Ekonomi dan Bisnis 10 : 19-24. 


Nama : Almira Arief Rahma Putri
NIM : 14009 

0 komentar:

Posting Komentar